Rabu, 30 September 2009

Khasiat Basmallah

Postingan baru.... Huaaah,,, akhirnya aku bisa megang lagi laptopku.
Semenjak masuk sekolah, nggak ada lagi tuh nama “ngenet” dalam kamusku. Semua Cuma berhubungan sama tugas, ulangan, test, pr, hapalan, dan lainnya.
Tapi.. hari ini serasa hari yang baru buat aku.
Kemarin, aku merasa sangat-sangat takut dengan yang namanya “oral test”. Maklumlah aku paling nggak suka sama Speaking. Sangat-sangat bukan keahlianku.
Ok. Kumulai bercerita.
Hari ini, tepatnya tadi pagi, aku “diwajibkan” oral test. Maklum, aku anak internasional / sebut saja cambridge kurikulum. Wajib meenguasai B.Inggris dengan lancar.
Dengan sangat terpaksa, aku maju ke depan buat mempelajari topik apa yang aku dapayt. Dan jeng jeng jeng. BUILLDING. Tema yang bagiku lumayan runyam juga. Nervous. Pasti ajah. Tangan uda keringatan nggak jelas. Uda getar getir rasa pengen kabur.
5 menit membaca topik berlalu. Semua waktunya itu kayaknya kubuang percuma. Aku nggak mikir sama sekali apa yang mau aku omongin. Aku malah asyik bercanda. Ckckck. Siswi yang nggak patut dicontoh. Hhai ..
Majulah aku, waktu speaking 5 menit. OK. Awalnya, Cuma bisa berbisik
“bismillah”
. Dalam batinku uda ngucap-ngucap
“mampus nah akuuuuu....!”

Ternyata., ngobrolah aku, nggak nyangka juga aku bisa. Sangat nggak nyangka. Secara, aku dari smp nggak pernah speaking setegang ini!
sering ngucap. “what we tell in indonesia?”
Dan akhirnya, setelah celotah celoteh nggak karuan dan sedikit ucapan . Pada akhirnya, ma’am bilang sama aku bahwa nilaiku lumayan bagus. Dari ketiga jenis penilaian aku mendapat nilai 9, 8, dan 8.
Bahkan aku sempat ditanya
“ Nisa les dimana pas SMP?”.
“ Nggak les.” .
“Pas SMA les dimana” tanya ma’am lagi.
“Nggak ada les juga ma’am.
“Terus, kenapa tadi speakingnya lancar?” tanya ma’am dengan mukaa mecurigakan
.
Dengan ketawa-ketiwi nggak jelas,
aku jawab “Nggak tau ma’am. Nggak nyangka juga. Tadi uda pesimis duluan, sampai didepan malah dapat kekuatan.”

Maam pun senyum. Ooohhh... Ma’am Ayu the best dah.. (Jujur, aku kira galak. Hhe)
Ok. Jadi akhirnya aku Cuma mau bilang, semua yang berawal dari basmallah dan disertai pasrah, pasti akan diakhiri dengan rasa lega dan puas. Dan ini ending yang menyenangkan...

Minggu, 27 September 2009

11 April

11 april 2009. Hari ulang tahunku. Aku pikir seperti ultahku sebelumnya, biasa, tanpa kejutan, tanpa kado bertumpuk, hanya ucapan-ucapan selamat biasa.
Ternyata tidak. Aku mendapat kejutan kecil oleh seseorang yang saat itu sedang “berpekara” denganku (hhe...)
Pagi, datang kesekolah, menginjakkan kaki, bertengger dipagar menunggu lewatnya seseorang yang sebetulnya sangat kukagumi saat itu.
Bahkan nggak ada seorangpun memberi selamat. Aku pikir semua nggak tau aku ultah. OK. Nggak papa. Biasa.
Ternyata, Istirahat pertama terlewati, istirahat kedua melangkah.
Lapar.... Akupun cepat kekantin, karena istirahat disekolahku hanya berbatas 15 menit. Nggak cukup lama buat nunggu, mengunyah sebanyak jumlah gigi, dan bayar. Sangat nggak cukup.
Tapi entah kenapa, aku Cuma haus saat itu. OK. Cuma pesan minum.
Tiba-tiba, nggak biasanya, ada temanku yang menelpon “ Nis...! Cepet naik kekelas!”
Aku kaget. Sumpah kaget banget! Giman enggak?! Pas aku tanya kenapa disuruh balik, nggak ada yang mau jawab. Yang nelpon tadi juga suaranya panik, kayak kebakaran ajah!
Ya udah lah,, pikirku, mending balik aja.
Aku minum setengah gelas air teh dingin dihadapan ku. Cepet ngelemparin seribuan ke tempat bayar ibu kantin, terus langsung cabut naik kelantai dua (kelasku).
Bareng Yunis temenku, jalan cepat pun dimulai. Hahai.
Di perjalanan (kayak jauh aja), aku ketemu kaka yang aku suka. Senyum. Senyum beneran! Jalan gitu aja. Nyapa juga nggak. Muka putihnya kelihatan merah. Mungkin kepanasan. Dia jalan sendiri. Karena disenyumin, aku senyum balik donk! (wajib itu).
Sampai kelas. Gue (caileee ‘gue’) kesal banget! Seandainya tadi aku dibiarin makan samapi selesai, aku bakal ketemu kaka yang aku taksir! Hiks..
Aku masuk kekelasku yang AC nya nggak ada dingin-dinginnya sama sekali. Tenggeng lari-lari kecil, kepanasan.
Ternyata eh ternyata! Aku dikasih kue tart, nggak gede-gede banget. Lumayan lah.. Warna Coklat berbentuk hati (lupa di foto). Dan Jdaaaar!! Temen-temen aku bikin surprise buat aku.. Thanx a lot, all.. T____T.
Make a wish. Buka mata, dan terjadilah pelemparan seprihan coklat kemuka ku. Nggak cewe, nggak cowo, ngelempar semua!
But, aku senang punya teman yang perhatian sama aku. Hha..
Masuk pelajaran terakhir. Cepet-cepet dulu deh nyuci muka berminyak di WC. Buset banget dah! WC jauuuh banget. Dilorong, aku diketawain karena muka cemong sama tart.
Pelajaran terakhir, Bu nani, guru B.Ind kesayanganku. Dan aku dikasih selamat sama ibunya. Dan terjadilah lagi penghapakan tentang si itu. Walah... bu nani dah tau yang aku suka ternyata. >_<
Ternyata lagi, yang ngasih tart hati itu orang yang sorenya nembak aku. Dan maaf, aku tolak. Hha.. bukan karena jelek, nggak sekelas, ato apalah kata orang. Tapi karena seseorang yang lain. Yang menunjukkan sinyal(tapi samapi aku ngetik ni postingan, nggak ada perkembangan) sama aku.
Tau? Make a wish aku, supaya Tuhan ngasih aku yang terbaik.amin.
Aku jadi kangen Dia..

Selasa, 22 September 2009

Acan :)



Kita baru merasa sesuatu itu berharga saat kita kehilangannya. Mungkin itu kalimat yang pas.
Tanggal 21 September 2009 , tepatnya hari kedua lebaran. Aku sudah balik ke Banjarbaru. Seharian kupikiir hari yang biasa, tanpa sms seseorang, nggak ngeliat seseorang, santai, nggak kemana-mana. Bener-bener tanpa kejadian yang wah.
Tapi, menjelang sore, hal yang benar-benar buat aku nyesal malah muncul.
Saat aku dan mama lagi santai nonton tv, paman ku yang meminjam mobil datang. Halda sepupuku yang membukakan pagar. Masih santai.
Tiba-tiba papa ku berteriak kencang, “Mah, kucing! Ambil! Ketabrak!”. Semula aku pikir papah biasa melakukan guyonan kucing kesayanganku tertabrak. Ternyata sore itu tidak.
Aku berlari menuju halaman. Ku lihat Acan, kucing yang sudah hidup dari aku belum lahir (skrg aku 16 thn), uda lumpuh kesakitan. Astagfirullah! Acan!!! Yang benar-benar aku nggak bayangkan!
Sedihhhhh....... banget! Aku kaget. Dia, aku,keluargaku, sudah jaga hidupnya Acan sampai umur yang mungkin hampir 20 tahun itu. Dan mati kesakitan ditangan paman ku sendiri?
Aku nggak marah sama paman ku, bukan aku nggak marah, tapi aku nggak bisa marah. Toh, pamanku sendiri.
Aku tau, sebenernya paman ngeliat acan duduk ditengah pagar, tapi tetep aja paman tabrak. Intinya, sengaja. Tapi aku juga nggak ngerti kenapa paan tega segitunya. Sedangkan paman tahu Acan itu benar-benar udah nemenin aku sejak aku belum lahir. Masa harus setega itu (mata mulai berkaca-kaca lagi)
Udah lah, aku nggak mau nangis lagi. Toh mataku uda bengkak dan semua uda terjadi.
Aku nyesal. Seandainya. Seandainya tadi aku jemput dulu Acan diluar, aku nggak bakal biarin dia sendiri lagi. Atau seandainya selama hidupnya aku selalu nyayangin dia melebihi menyayangi anak kucing yang lain. Atau seandainya masih dikasih waktu buat bilang “ aku sangat-sangat sayang acan.”
Ya sudahlah, nggak papa. Mungkin emank gini cara dia mati. Dari pada hilang entah kemana, atau sakit apa yang nggak sembuh-sembuh.
Ingat acan yang dulu, yang nakal. Yang kalo ada anak kucing dikerjain habis-habisan sama aku. Pernah masuk sumur juga sampai aku seseungukkan mau nyeburin diri. Sering mendadak kejang-keejang, mungkin ada penyakitnya. Liat matanya yang cantik yang warnanya biru.
Inilah kucingku yang sudah berumur hampir 20 tahun.
Pernah aku membaca buku, kucing paling tua akan bertahan samapi usia 20 tahun. Awalnya, kupikir Acan masih bisa nemenin aku sampai tua. Pasti bisa. Ternyata gini jadinya.
Sebelum mati, Acan kayak ngamuk gitu, baru pertama kali aku liat Acan kesakitan sampai pipis, sampai berak darah, sampai kejang-kejang , sampai semua kuknya keluar.
Aku tau emang nggak selamat lagi, tapi nggak gini. Aku nangis sejadi-jadinya. Ngadu sama Tuhan, kalo Acan masih punya umur, aku bakal nyayangin dia tuus, selalu. Tai toh uda takdir Tuhan.
Aku bilang ke Acan, “acan, kalo mau pergi, sekarang aja. Jangan ditahan. Aku nggak mau liat kamu kesakitan, karena Nisa udah ikhlas”.
Acan yang mulanya ngelepar-ngelepar kesakitan, langsung lemas. Diam. Ternyata mati.
Oooohh.. gitu. Mungkin dia minta rela aku dulu.
Aku tau, kucing coklat yang sebagian bulunya sudah pudar ini memang paling sayang sama aku. Tiap aku berbaring, dia naik kebadanku. Nguis-nguis kayak menggali sesuatu. Itulah acan, dengan segala sejarah yang dipendamnya.
Tau atau nggak dia, aku selalu sayang sama Acan. Makasih buat Acan yang setia nemenin aku dari aku bayi, dari aku yang nakal banget, sampai aku sekarang yang pendiam, yang lebih suka melototin layar-layar elektronik. Tapi pasti dia tau, kalau dia “The Best sister in my life”.
See u in heaven. Maybe our God had another way to us.
Tenanglah Acan disana, karena aku disini masih akan mengingat muka tua mu yang cantik. T~T

Rabu, 02 September 2009

PKS, menunggu seseorang (T~T)


Tededenggg.......
Cerita baru, harapan baru, masukan baru... hha
Ingat lagi PKS Smansa 7-8 mei 09. Temanya hospital.Bnyak juga yang datang. Sekitar 500 org. Aq dapat banyak temen baru. Dapat senyuman org baru. Dapat image anak ceria (perlu diketahui, sebelumnya aku jarang bergaul
sama penghuni kelas lain...) Senang banget.
Biarpun akhirnya nggak menang, tapi PKS di SMAN 1 Banjarbaru tahun 2008/2009 ini merupakan pengalaman yang paling berkesan selama jadi penghuni smansa.
Biar lagi typhes tapi tetap semangat.Padahal beberapa hari sebelumnya, aku yang jaga stand kimia masih bingung mau nampilin apa.
Entah kenapa dulu aku dapat ide buat tanya ke seseorang yang aku suka buat games Kimia. Ternyata dia juga ga tau. Hhe..
Hari pertama. Aku dari pagi sudah menunggu “seseorang”. Dia janji datang. Pas jam 12’an sudah ada kaka cwe kelas 12 yang sekelas ma “seseorang yang ku tunggu”. Pake jilbab, item manis, seru.. akhirnya kami nyambung banget.
Terus pas sudah banyak kelas 12 yg masuk, blum datang juga tu orang. Awalnya aku ngerasa dia sudah ga mungkin datang.
Eeee taunya, pas jam 12 an, datanglah itu orang. Dari luar kayak sudah mencari sesuatu. Pas di created board, aku liat dia liatin bgt sesuatu. Aku sudah PD aja, mungkan dia liatin karya seniku .hehe.. Pas lewatin stand seni, TI, dia cuek aja. Tanpa expresi. Cuma liat aja, tp ga lama. Taunya, dari stand seni datanglah tuh ke stand kimia, senyum. Sumpah manis banget.main deh ditempatku. 9bangga, kan di stand lainnya dia ga mau main)
Awalny q cuma ngajak main puzzle. Taunya malah maksa juga main sulap (aku yang maksa apa dia yang maksa ya?).
Kayaknya dia ga nyangka aku cerewet. Pas main puzzle, rambutnya deket banget sama kepalaku. Aku beri kesempatan buat milih sovenir.
Duhh...terus pas main sulap, dia mikir lama. Tapi dia sambil senyam senyum liati aku. Huauuuu.... T.T
Terus dia ngelanjutn ke stand matematika, dia lagi-lagi nggak main. Cuma nemenin temannya. Aku masih sbuk ngurus stand. Ada tamu. Tapi aku merasa dia tetap awasi aku. Dia kayak diem ditempatnya,tapi perhatiannya kelain. Pas di stand tensi, aku nggak liat seh. Terus pas lagi muterin kasur, dia beberapa kali keliatan liatin aku. Hummm....
So, baru hari pertama aja sudah seru banget... hiks... pengen lagi ketemu dia. Ngulang T.T