Selasa, 05 Januari 2010

My experience with GANAS and friends

Sebelum ini, ada cerita tetang keceriaan dan harapan. Tapi, ntah kenapa aku lebih pengen menceritakan pengalaman tentang persahabatan
2-5 Desember 2009 Ganas tingkat nasional, Aku juara artikel, Nadya juara Penyuluhan, Rizki juara karikatur, dan Ida juara cipta lagu berangkat rombongan bareng 6 guru pembina (bu Katrin, pak yani, dan guru lainnya yang aku ga hapal namanya . hhe..) dan tiga disdik (pak Pugar, paman urul dan ibu Jastinah).
Awalnya, di bandara, kami berempat masih canggung. Cuma aku sama Nadya yang kemana-mana nyambung (ya iyalaaah, kami kan sekelas). Tapi nyampe di Banten, Aku, Ida , Rizki, Nadya uda pada ngobrol-ngobrol.
Nyampe di hotel *sebut saja* LD, waaah...! Kami sudah seneng banget ngira bakal nginap di itu hotel berbintang, taunya malah dikasih tau “perwakilan Kalsel nginap di hotel *sebut saja* W.
Dengan muka tenggeng dan cape dijalan, berangkatlah lagi ke Hotel. Disana kami istirahat bentar sebelum nyiapin diri buat lomba malamnya.
Kamar hotel yang luas yang seharusnya ditempatin 3 orang malah ditempatin 5 orang. Jadi sempit deh.. T.T
Malamnya, satgas Kalsel serempak memakai baju sasirangan. Padahal satgas dari daerah lainnya memakia seragam satuan tugasnya masing-masing. Bangga juga sih bisa mewakili nama sekolah untuk lomba tingkat nasional.
Tapi ternyata artikel nggak dilombakan secara presentasi kayak yang dibayangkan bu Katrin. Yang dilombakan malam itu cuma 12 besar penyuluhan dan Nadya ga masuk. Ok, ga papa, kan dapat pelajaran tentang penyuluhan anak-anak seluruh Indonesia.
Saat penyuluhan , ada yang bikin kami ketawa, ada yang bikin nganga, ada yang bikin risih karena keseleo lidahya (dia yang salah malah kami yang panik, hhe), ada yang lucu, macam-macam banget deh. Tapi diantaranya ada sebuah kalimat yang aku ingat sampai sekarang “ Jangan buat pengguna narkoba merasa disalahkan, tapi buatlah mereka menyalahkan dirinya sendiri karena telah menggunakan narkoba”. Coba dalami kalimat itu, dengan kalimat yang simple itu maknanya nusuk dan dalam. Kereeen!! (^^)d
Jam 12an malam baru selesai lomba penyuluhannya, saatnya tidur karena besok pagi masih ada acara pelantikan satgas tingkat nasional.
Besoknya,, Triing.. jam beker berbunyi, Bu Katrin langsung bangun dan nyuruh kami cepet-cepet mandi.
Ternyata setelah lamaaa banget nunggu bis buat berangkat ke daerah Banten lama, akhirnya siang banget baru siap.
Di bis, ada sebuah pengakuan dari ‘beruang’ ku tentang masa lalunya bersama Ida. . Entah kenapa, aku yang rapuh dan cemburuan langsung nahan tangis. Sudah gigit bibir sejadi-jadinya di bus, tetap aja mata berkaca-kaca. Nadya yang bingung akhirnya ku beri tahu alasan kenapa diam ku mulai menguasai hari itu.
Ok. Lupakan yang tadi . Sekarang, berangkatlah ke daerah banten lama, disitu sudah ada sebuah gedung tempat pertemuan, besar tapi panas. Disana kami duduk di depan anak-anak daerah Manado (kalo ga salah). Ya Tuhaaannn... PD banget anak yang didepan kami tuh. Nyiapin gitar lah yakin banget bakal menang cipta lagu, Ngeriting rambut, Nyopot kalung lah bilang “Ntar susah kalo disuruh kedepan”. Huekhhh... narsis tingkat tinggi! Eh, ternyata mereka ga menang. Huauaa dapat pelajaran tuh biar ga sombong dulu.. (astagfirullah, jadi penyumpahan lah aku. Hha)
Selesai pengumuman, Ida juara harapan 1 dan Rizki juara 2. Cepat-cepat aku beritahukan pada ‘beruang ku’. Dia Cuma bilang “hebat! Kasih selamat sama Ida.” . ngerikah kamu? Aku down karena sesuatu?!
Kami keluar dari gedung buat nunggu bis jemputan. Dua jam kemudian, ga ada bis yang jemput, padahal guru-guru pendamping udah pada menggila, dah pada lebai, udah bikin kami ketawa ngakak gara-gara guyonannya (katen bag, madu, warik, apapakah mereka tuh. Hhe). Akhirnya berjam-jam duduk di rumput buat kami makin akrab.
Ada yang punya ide buat nyewa angkot aja, akhirnya 13 orang plus seorang supir bejubel dalam angkot. Astagaaaa!!!
Nyampe di Hotel W, kami istirahat bentar, terus berangkat lagi jalan ke Banten lama, ke Masjid Agungnya Banten lama sama ke Soup ikannya di banten. Rasanya nyerenyesss... Hwaha..
Awalnya berniat ke jakarta sore itu juga, tapi ga jadi karena udah kemalaman.
Esoknya, acara satgas uda selesai, berangkatlah ke Jakarta. Luamaaa banget. Macet gila! Tapi nyampe di penginapan, kami langsung plong. Penginapannya PW banget. Enak, luas, nyaman.
Ga lama-lama di penginapan, langung ke tanah abang, ngelilinglah kami bertiga (aku, Ida dan Nadya). Tau ga berapa barang yang di beli? Ga keitung.. kalo dimasukin koper tuh ampe 4 koper ada kaliii... ( hayo ngaku sapa yang paling banyak jajan... haha)
Setelah berjam-jam muter kami tenggeng dan sudah kehabisan tangan buat megangin jajanan, kami pun pulang dengan di bantu pembawa barang dari tanah abang.
Nyampe penginapan uda sore, kami istirahat di kamar dan mulai hitung-hitungan barang bawaan yang sebenernya harga totalnya bikin sakit hati (hha), tapi untungnya uang saku yang diterima masih mendukung..
Malamnya, kami santai tanpa kegiatan. Lebih tepatnya, bosan ga ada apapun yang dikerjakan. Selesai sholat Magrib, kami dapat ide aneh buat jalan-jalan balik ke Tanah abang. Jalan lah kami ber-4 tanpa guru pembina. Kami sudah bilang akan jalan dan jelas ada guru yang mengijinkan.
Dijalan, kami sempatkan ngisi perut yang uda membelit. Kami coba lah makan ketoprak. Iiih waaw.. Rame euy! Hhe.. ada kejadian salah sebut “toge” jadi “kecambah” yang membuat abang ketoprak bingung dan kami tertawa.
Tiba-tiba.. Tenonenonggg... Hp ida bunyi, dan terdengarlah suruhan balik ke penginapan. Disamping gang menuju penginapan, terdengarlah teriakan-teriakan dari guru-guru yang menyuruh kami mendekat. Dan bla bla bla... kami dimarahin sampai mental kami down. Hhe.. kami Cuma nanggapin dengan senyuman.
Akhir dari desiran semburan lucu guru-guru yang kami terima, kami dapat tawaran (sebenarnya bukan nawarin sih, sekedar basa-basi doank!) “kalian mau ikut jalan lagi nggak? Kalo ga mau, cepat balik ke penginapan”.. Menurut kalian itu ngajak apa basa-basi?
OK. Karena merasa kami salah (padahal nggak sih. Kan tadi sebelum pergi kami uda bilang), kami balik ke penginapan. Di penginapan, kami curhat sampai tengah malam. Kami cerita hidup kami, cinta kami, masalah kami, tipe sifat kami, pengalaman dan lainnya. Sebenarnya, tau atau nggak, aku dan ida ada menyembunyikan sesuatu. Aku tahu ini ga pantas buat ditanyakan lagi sama Ida, tapi maaf,Da, aku tahu yang terjadi dulu saat kamu dan seseorang ku SMP. Dan maaf aku masih cemburu. Tapi aku sayang kalian,selamanya.
Liat jam, sudah pukul 12 malam, saat nya tidur kupikir. Aku dan Ida sudah beranjak memasuki kamar kami. Tertinggalah dua makhluk yang sama-sama ku sayang. Dan ntah hanya mereka yang tahu
5 desember. Kami bergegas pulang. Tiba lah pgi-pagi di Bandara. Ternyata, pesawat di pending sampai siang. Menunggu deh kami.
Cerita berlanjut, sampailah kami di Bandara Banjarmasin. Saatnya perpisahan. Ga ada yang ungkapin good bye. Mungkin kami terlalu berharap masih bisa bertemu dan berkumpul lagi seperti biasa..
Bagi ku, 3 malam 4 hari itu berharga dan pengalaman besar dalam hidup ku. Thanks for all that give me this experience. ^^
==> Nb. I will miss u, all. Kapan2 qt ngumpul lg yuk.. jangan ad yg renggang ya...