Kamis, 25 Oktober 2012

Kisah Langit Merah - Novel

Kutipan dari novel Kisah Langit Merah, oleh Bubin Lantang

Novel Kisah Langit Merah

Betapa terkejutnya dia membaca apa yang Langit tuliskan di sobekan kecil kertas cakaran itu. Bukan jawaban soal ujian nomer tiga tentang diferensial parsial yang dia dapatkan, melankan deretan kalimat ajaib tulisan cakar ayam tangan Langit
Aku memang naksir kamu habis-habisan. Jadi pacarmu adalah mimpi terbesarku. Tapi, seandainya pun aku bisa ngerjain soal nomor 3 itu, aku nggak akan ngasih sontekkan ke kamu demi memenangi hati kamu. Nilai ujian cuma sebatas huruf dan angka. Belajar jadi manusia jujur selalu lebih menantang buatku.
Langit love Daria
Ps: semoga setelah ini aku tetap boleh naksir kamu

Jika mau dibanding-bandingkan, beberapa kakak kelas dan teman seangkatan yang juga menaruh perhatian pada dia saat itu, secara materi dan fisik lebih unggul daripada Langit. Namun, dia tahu yang dia butuhkan bukanlah pemuda bling-bling yang dimodali mobil dan setumpuk uang oleh mami-papi. Bukan juga pemuda tampan yang selalu berusaha memamerkan dada bidang dan otot mencuat, padahal tak ada isis apa pun di balik tubuh yang kekar itu, seakan-akan mereka terlalu sibuk merawat tubuh sehingga lupa memelihara otak.

Bukankah prajurit yang memamerkan demikian banyak senjata sesungguhnya orang yang penakut dan tak cakap bertempur?

Yang ada dalam imajinasi Daria tentang seseorang lelaki sejati adalah mantan anak bengal yang smart, matang, punya prinsip dan berkarakter, serta jujur. Lelaki yang dia butuhkan bukanlah lelaki yang selalu berusaha menjaganya. Dia tidak butuh preman pasar, dan dia bukanlah kucing anggora cantik yang harus senantiasa dirawat dan dijaga dengan telaten.

Yang dia butuhkan bukanlah lelaki yang selalu lebih tahu akan segala hal. Dia tidak butuh Pak Guru, dan dia bukanlah bocah TK yang tidak mengerti apa-apa sama sekali.

Yang dia butuhkan bukanlah Clark Kent si Superman.

Yang dia butuhkan asalah lelaki yang bisa menjaganya jika diperlukan, sekaligus yang memerlukan dia untuk menjaganya. Yang dia butuhkan adalah lelaki yang berani meminta bantuannya jika memang diperlukan.

Ibarat menyetir mobil untuk jarak yang amat jauh, yang dia butuhkan adalah lelaki yang berani dan percaya menyerahkan setir kepada dia di saat lelaki itu letih dan butuh istirahat.

Yang dia perlukan adalah lelaki yang bisa menganggap dia ada, lelaki yang berani dan mampu berbagi. Dia justru menginginkan lelaki yang tidak sempurna, sehingga dia bisa mengisis ketidaksempurnaan itu, agar dia punya arti di dalam hati lelaki itu - arti yang sama besar dengan keberadaan lelaki itu di dalam hidupnya


(novel) Lantang, B. 2009. Kisah Langit Merah. Gagas Media. Jakarta 

Kisah Langit Merah

Kutipan dari novel Kisah Langit Merah, oleh Bubin Lantang

Novel Kisah Langit Merah

Betapa terkejutnya dia membaca apa yang Langit tuliskan di sobekan kecil kertas cakaran itu. Bukan jawaban soal ujian nomer tiga tentang diferensial parsial yang dia dapatkan, melankan deretan kalimat ajaib tulisan cakar ayam tangan Langit
Aku memang naksir kamu habis-habisan. Jadi pacarmu adalah mimpi terbesarku. Tapi, seandainya pun aku bisa ngerjain soal nomor 3 itu, aku nggak akan ngasih sontekkan ke kamu demi memenangi hati kamu. Nilai ujian cuma sebatas huruf dan angka. Belajar jadi manusia jujur selalu lebih menantang buatku.
Langit love Daria
Ps: semoga setelah ini aku tetap boleh naksir kamu

Jika mau dibanding-bandingkan, beberapa kakak kelas dan teman seangkatan yang juga menaruh perhatian pada dia saat itu, secara materi dan fisik lebih unggul daripada Langit. Namun, dia tahu yang dia butuhkan bukanlah pemuda bling-bling yang dimodali mobil dan setumpuk uang oleh mami-papi. Bukan juga pemuda tampan yang selalu berusaha memamerkan dada bidang dan otot mencuat, padahal tak ada isis apa pun di balik tubuh yang kekar itu, seakan-akan mereka terlalu sibuk merawat tubuh sehingga lupa memelihara otak.

Bukankah prajurit yang memamerkan demikian banyak senjata sesungguhnya orang yang penakut dan tak cakap bertempur?

Yang ada dalam imajinasi Daria tentang seseorang lelaki sejati adalah mantan anak bengal yang smart, matang, punya prinsip dan berkarakter, serta jujur. Lelaki yang dia butuhkan bukanlah lelaki yang selalu berusaha menjaganya. Dia tidak butuh preman pasar, dan dia bukanlah kucing anggora cantik yang harus senantiasa dirawat dan dijaga dengan telaten.

Yang dia butuhkan bukanlah lelaki yang selalu lebih tahu akan segala hal. Dia tidak butuh Pak Guru, dan dia bukanlah bocah TK yang tidak mengerti apa-apa sama sekali.

Yang dia butuhkan bukanlah Clark Kent si Superman.

Yang dia butuhkan asalah lelaki yang bisa menjaganya jika diperlukan, sekaligus yang memerlukan dia untuk menjaganya. Yang dia butuhkan adalah lelaki yang berani meminta bantuannya jika memang diperlukan.

Ibarat menyetir mobil untuk jarak yang amat jauh, yang dia butuhkan adalah lelaki yang berani dan percaya menyerahkan setir kepada dia di saat lelaki itu letih dan butuh istirahat.

Yang dia perlukan adalah lelaki yang bisa menganggap dia ada, lelaki yang berani dan mampu berbagi. Dia justru menginginkan lelaki yang tidak sempurna, sehingga dia bisa mengisis ketidaksempurnaan itu, agar dia punya arti di dalam hati lelaki itu - arti yang sama besar dengan keberadaan lelaki itu di dalam hidupnya


(novel) Lantang, B. 2009. Kisah Langit Merah. Gagas Media. Jakarta