Minggu, 26 Mei 2013

Novel Tide Knot (Ingo #2)

Tide Knot (Indonesia: Simpul Ombak), ditulis oleh Helen Dunmore. Sebenarnya Tide Knot ini bagian ke dua dari tetralogi Ingo.

Banyak pesan luar biasa yang didapat dari buku terjemahan ini. 

Sebelumnya, sekitar tahun 2009 saya sudah membaca buku pertamanya yang berjudul Ingo. Memang wow banget sih. Dan baru-baru ini saya menemukan Tide Knot (Ingo #2) dan The Crossing of Ingo (ingo #4). 

Sebetulnya saya lupa cerita Ingo #1, maka saya akan membahas Ingo #2 alias Tide Knot ini aja ya..

Di Tide Knot, masih tetap peran utamanya Sapphire, Conor, Faro dan Elvira. Bedanya, di Ingo #1, mereka diceritakan masuk untuk pertama kalinya ke dunia Ingo atau mereka menjadi Mer (mermaid). 

Di Tide Knot, ternyata Sapphire diketahui punya separuh jiwa Ingo dan separuh jiwa manusia dari tanah dan udara. Kakaknya, Conor, punya jiwa tanah yang lebih kuat. Jadi disini yang lebih banyak di ceritakan ya petualangan Sapphire. 
Bagaimana petualangan dan perjuangan mereka menyembuhkan simpul ombak yang lepas dan hampir menenggelamkan peradaban manusia, bagaimana arus air bisa menghipnotis mereka, bagaimana kaum Mer hidup...Semuanya menegangkan! :)

Boleh ngoceh sebentar? Tide Knot -sekalilagi- luar biasa!!
Bagi yang belum membacanya, saya sarankan baca dulu dan rasakan sensasinya :)

Di Tide Knot banyak pesan dan sudut pandang selain dari kehidupan manusia. Disini ada sudut pandang paus, sudut pandang lumba-lumba, dan semua kehidupan laut tentang perlakuan manusia.
Disini kita bisa banyak belajar menghargai dunia, bukan cuma "tanah kita", tapi juga "Ingo", kehidupan di bawah laut sana.

Last word, gimana ya kalau saya juga kayak Sapphire yang punya kehidupan di tanah dan di Ingo? Apa saya juga akan lebih betah di Ingo dengan lumba-lumba yang luar biasa dan Faro yang "seandainya jadi manusia betulan", saya pasti jatuh cinta sama Faro :)
Biasa aja. Diam, tapi misterius. Hihihi~

-------------------------------------quote--------------------------------------------

Seperti biasa, banyak quote yang saya dapat. This!

"Kenapa kalian selalu menginginkan lebih dan lebih dan lebih Faro?" | "Justru manusia yang seperti itu, kalian ingin seluruh dunia takluk pada nafsu manusia."


"Di Holland mereka memukul mundur laut dan kaubilang mereka hebat. Di sini laut yang berkuasa dan daratan jatuh dalam gengamannya, dan kau anggap ini mengerikan. Tapi begitulah adanya, Seperti pasang. saat pasang surut kau bisa berjalan dengan aman di tempat yang bisa membuatmu tenggelam enam jam kemudian."


"Ada bagian diri kita yang menyerah pada peristiwa itu. Kita membiarkannya terjadi, sekalipun orang-orang yang kita kasihi mengira kita berusaha melawan."


"Umurku setua lidahku, dan sedikit lebih tua dari gigiku, Sapphire," Granny Carne.


"Aku tidak bisa menjelaskan kekuatan yang mendorong tindakan pria dan wanita dengan cara seperti ini" kata Saldowr tegas. "Seharusnya, sebaiknya, semestinya. Semuanya kata-kata manusia dan dalam bahasa kami kata-kata itu tidak berarti apa-apa. Kita harus menerima apa yang terjadi sekarang, bukan apa yang seharusnya atau semestinya terjadi."


"Tidak ada yang bisa menyembuhkan lukamu kalau kau tidak mau."


"Aku harus membuka mata. Aku tidak boleh menutupnya seperti balita yang sedang bermain petak umpet. Kalau aku tidak bisa melihatmu, maka kau tidak bisa melihatku. Itu pikiran bayi."

Rabu, 22 Mei 2013

Merdeka di Akhir Semester 4

Sudah sebulan nggak posting apapun disini, ya :)
Ada yang kangen tulisanku? Nggak ada? Oke baiklah :'

Bernafas dulu. Yay!! Ini akhir semester. Setelah sebelumnya hampir susah buat nafas dan bersenang-senang, akhirnya sekarang punya waktu untuk bercerita panjang lebar disini.

Mohon maaf bila tulisan ini tidak menyenangkan. Silahkan kunjungi tulisan judul lainnya yang lebih menarik :p

Apa saja yang saya lakukan semester ini?
Banyak! Segala hal baru didapat selama setengah tahun ini. 
Dulu cuma paham bentuk sediaan obat, sekarang sudah paham dan bisa mempraktekkan sendiri segala macam bentuk sediaan obat. 
Dulu bingung membuka buku literatur yang rata-rata satu buku tingginya sama dengan satu batu bata, sekarang sudah bisa mengembat seluruh buku literatur yang kalo disusun tingginya bisa sampai 1 meter :)
Dulu bingung lihat resep, sekarang sudah bisa menerjemahkan, memahami dan memperkirakan pembuatannya seperti apa.
Dulu senang melihat-lihat produk kosmetik, sekarang sudah bisa melihat dan paham komponen apa saja yang ada dalam kosmetik.
Dulu cuma tahu sedikit cara pembuatan obat tradisional, sekarang jadi senang memperhatikan info yang berkaitan obat tradisional.

Banyak hal baru yang didapat. Iya sih, demi dapatin ilmu-ilmu itu juga sampai rela begadang, kadang cuma tidur 3-4 jam, setiap hari kuliah dari jam 8 pagi pulang jam 6 sore.
Pernah juga merasa, saat seluruh penghuni rumah sedang berbahagia dan merepotkan diri dengan adanya "penghuni baru" yang baru lahir, saya merasa sendirian dan merasa tidak berperan dalam keluarga karena lebih memilih menyibukkan diri dengan kuliah. Tapi saya tau, itu cuma perasaan sensitif saya :)

Tapi setelah sampai di akhir semester ini, saya review, dan saya bangga!
Ada saatnya capek, jenuh, dan bosan dengan rutinitas yang isinya tiap hari ujian, laporan, kulih, kuis, dll.
Tapi akhirnya, sekarang, saya bangga punya banyak tambahan pengetahuan. Saya bangga bisa melewati seluruh perjuangan dari awal semester lalu.

Jadi, kalau suatu semester selanjutnya tiba-tiba merasa jenuh, ingat lagi perasaan di akhir semester ini, perasaan bangga dan puas sudah melewati masa luar biasa yang menuntut fisik dan mental untuk selalu kuat :)


Semoga pembaca yang punya masalah atau cerita yang sama seperti saya bisa juga merasakan bangga memerdekakan diri ini, ya :)

Hidup mahasiswa!!