Rabu, 04 September 2013

Rokok : how long can you live?

Sekarang agak bingung kalau liat baliho di pinggir jalan yang memajang bangga iklan rokok.
Kalau dilihat-lihat, dengan desain yang sangat bagus, kalimat yang sangat unik, dan gambar yang sangat inspiratif (seriusan, mirip pembatas buku dengan kutipan yang cantik menawan) pasti banyak anak muda yang tertarik dan penasaran kayak apa sih kesan keren saat merokok?

Pernah kepikiran, kenapa sih iklan rokok malah lebih menggiurkan daripada iklan makanan dan minuman ringan?

Pemerintah melalui Permenkes No 28 Tahun 2013 akan membatasi iklan, promosi, dan sponsorsip rokok. Pembatasan iklan akan dilakukan di seluruh media cetak maupun elektronik.

"Untuk televisi penayangan iklannya dibatasi hanya pukul 21.30 sampai lima pagi. Sedangkan untuk media teknologi informasi, aksesnya hanya untuk usia di atas 18 tahun,” kata Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes, Tjandra Yoga Aditama pada Puncak Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia di Jakarta (31/5).

Pembatasan iklan rokok secara umum sebenarnya sudah diatur dalam PP 109/2012. Pada peraturan ini dalam bungkus rokok harus mencantumkan peringatan kesehatan dalam bentuk gambar dan tulisan, minimal 10% dari total durasi iklan atau 15% dari total luas iklan.
Iklan juga tidak boleh menampilkan wujud rokok, mencantumkan nama produk sebagai rokok, menyarankan rokok, menggunakan kalimat menyesatkan, menampilkan anak, remaja, wanita hamil, atau tokoh kartun. Iklan rokok juga harus mencantumkan 18+ sebagai usia yang pantas untuk merokok.

Sementara itu untuk iklan luar ruang (billboard) luasnya tidak boleh melebihi 72 meter persegei. iklan juga tidak boleh ditempatkan di Kawasan Tanpa Rokok (KTR) atau jalan protokol. Papan iklan harus diletakkan sejajar bahu jalan dan tidak boleh melintang.

Sedangkan di media cetak, iklan rokok tidak boleh diletakkan di sampul depan atau belakang surat kabar dengan luas kolom yang tidak memenuhi halaman. Iklan juga tidak boleh dekat dengan iklan makanan dan minuman, dan tidak dimuat di media anak, remaja, dan perempuan.

“Untuk kegiatan promosi dilarang membagikan rokok gratis, apalagi untuk remaja. Tidak boleh juga menggunakan simbol produk pada kegiatan perseorangan atau lembaga,” kata Tjandra. Hal yang sama juga diterapkan pada kegiatan sponsorship yang dibantu rokok.

Apakah pembatasan sudah termasuk baliho yang tegak di sepanjang jalan? Sayangnya, malah baliho seperti inilah yang masih bebas di akses oleh semua umur terutama anak kecil.



Saya termasuk orang yang menentang keras konsumsi rokok. Saat SMA saya termasuk dalam tim gerakan anti narkoba, jadi saya sangat frontal untuk promosi "Katakan tidak pada narkoba dan tembakau" 

Are you a smoker?
Maaf sebelumnya kalau ada kalimat saya yang 'akan' menyindir para smoker :)
Di postingan ini nggak akan saya tulis lagi apa saja penyakit yang mengancam perokok. Karena semua orang sudah paham rokok itu sumber segala macam penyakit :) dan sudah terlalu banyak himbauan dan gambar-gambar anti rokok yang oleh para smoker tetap dipandang sebelah mata.

Sampai sekarang saya masih belum mendapat jawaban dari beberapa pertanyaan:
  1. Dari mana kerennya jadi smoker?
  2. Sudah tau, paham malah, kalau merokok itu berbahaya (bahkan terpampang jelas di kemasan rokok manapun) kenapa malah mencobanya?
  3. Kalau suatu saat anda, hey smoker, punya anak. Pasti nggak ingin anaknya merokok juga, kan? So? Kenapa nggak mulai berhenti dari sekarang? Susah? Tapi kalau niatnya kuat sekuat-kuatnya, pasti bisa move on dari rokok, kan?
 By the way, papah dan kaka ipar saya juga seorang perokok berat. Dan salahnya lagi, saya dan kaka saya adalah orang yang hidup di bidang kesehatan.

Apa daya, deh. Papah sendiri aja di wejang supaya berhenti merokok, tetap aja ngeh. Walaupun anaknya sampai ileran ngomong keras untuk mengurangi rokok, ya tetep aja :|

I wish, dapat laki yang nggak perokok, ya Allah :')
Nyahahaha :p


Ada satu quote yang saya dapat di gerakan anti narkoba dulu, "Pecandu narkoba juga korban. Jangan kita yang menyalahkan mereka, tapi buatlah dia merasa salah dan malu pada dirinya sendiri." 

Pemikiran ini sebenarnya bisa diterapkan ke para perokok.
Jangan menyalahkan para perokok, tapi buatlah dia menyalahkan dirinya sendiri karena nggak menyayangi badan yang dititipkan Tuhan.


Setuju?

1 komentar:

  1. dan diantara tanda2 kemurahan-Nya Dia ciptakan tembakau & cengkeh, untuk dinikmati dengan secangkir kopi. Juga sebagai penghidupan para petani

    BalasHapus