Senin, 25 Februari 2013

Praktikum Lapangan Farmakognosi 2


Maaf, cerita ini pakai bahasa non formal, ya. Tapi jangan lihat bahasa nya, tapi lihat apa pesan yang bisa kita dapat di dalamnya :) 

Sabtu, 23 Februari yang lalu, kami mahasiswa Farmasi FMIPA Unlam angkatan 2011 mengadakan praktikum lapangan ke Desa Bramban, Kecamatan Piani, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. :D
Tujuan praktikum lapangan kami adalah mengenal kondisi lingkungan yang dapat menyebabkan tumbuhnya habitat tumbuhan. Selain itu untuk mengambil bahan/sampel untuk penelitian di laboratorium yang dimaksudkan untuk inventarisasi dan identifikasi terhadap kandungan zat berkhasiat yang berperan dalam pengobatan. Dengan memakai seragam PL (Praktikum Lapangan) yang sama, kami sebanyak 79 praktikan dan 3 dosen pengasuh sudah berkumpul di kampus dari pukul 6 pagi.
Orang umum mungkin melihat kami para farmasis cuma berurusan dengan obat dan apotik. Padahal nggak, kok. :D Kami juga mencintai alam, kami menghargai tanaman obat dan obat tradisional yang turun temurun di wariskan pada kami. Saya sendiri orang asli Kalimantan yang sampai sekarang masih sering mendapati lingkungan saya yang menggunakan obat tradisional. cieee :D
Tujuan PL kami-Desa Bramban-tidak terlalu jauh dari pusat kota Tapin. Jalan yang dilalui juga mulus dan tanpa hambatan. Dari Banjarbaru ke lokasi PL hanya ditempuh sekitar 2,5 jam. Awalnya saya pikir untuk sampai ke lokasi harus melewati jurang yang kalau kepeleset sudah langsung masuk jurang. Tapi ternyata nggak kok. :D

Perjalanan...
Desa Bramban termasuk desa yang masih asri dan hijau. Sepanjang jalan menuju lokasi tempat pengambilan sampel masih bisa dilihat hutan-hutan yang rimbun. Tapi beberapa kilometer dari lokasi hutan tersebut kami malah melihat sebuah tambang batu bara yang sangat besar. Dari dalam angkot kami memutari lahan itu, dan cuma bisa teriak woooow, saking besarnya, dan mau nangis lihat pulau kelahiran sudah mulai di rampas keasriannya. :D
Sayang sekali kan? Beberapa kilometer dari hutan yang sangat subur dan belum terjamah malah ada sebuah tambang batu bara besar. Bayangkan, untuk membuka sebuah tambang batu bara sebesar itu mungkin harus membuka lahan hutan sebesar ratusan hektar. Padahal kalau dipikirkan baik-baik, untung yang didapat dari tambang batu bara akan habis suatu waktu, tapi untung yang diberikan hutan kepada manusia bisa tetap terus dimanfaatkan sampai anak cucu kita nanti.

Time to hiking! Wuhuuw!
Lanjut, ya. Sesampainya di lokasi PL, kami turun dari angkot dan belum apa-apa saya sudah lapar. Ups! :|
Kemudian dilakukan pembagian bapak pemandu. Kami, kelompok 5 dan 13 dikenalkan dengan pak Nyoto. Tanpa basa-basi, langsung bawa peralatan dan lainnya.
Terus ya? Terus, untuk sampai ke hutan itu kami harus menggulingkan diri. Dan pas saya baru mau sampai di tanah hutan, itu pak Nyoto sudah ada puluhan kilometer di depan saya. Bapaknya lincah betul! Padahal usia beliau mungkin sudah 70-80 tahun. :)
Belum juga kami mengambil tanaman yang beliau rekomendasikan, bapaknya sudah sampai ke ujung yang sana lagi. Padahal untuk jalan aja harus dengan badan yang miring 70 derajat. Bayangkan, kaki kanan harus menjejak ke atas, dan kak kiri harus menjejak ke bawah dengan tangan yang megang kayu penyangga. Kebayang nggak tuh? Semacam film 5 cm tapi betulan terjal! -_-
Hutannya itu yang betulan hutan *mikir: emang ada hutan-hutanan?!*
Untuk masuk lebih dalam harus dengan menebas kanan dan kiri. Banyaaaaak banget tanaman obat yang didapat. Ada temulawak, temugiring, kunyit, dan lainnya. Bahkan kami menemukan tanaman yang jarang kita tahu tapi ternyata berkhasiat obat, misalnya temu poh, eukaliptus, mindi, dan lainnya.

Menurut waraga setempat, batang dan akar temu poh bisa digunakan untuk pereda demam, rimpang temulawak sebagai penambah nafsu makan, rebusan daun salam sebagai antihipertensi, tumbukan akar dan batang puyang hutan sebagai pereda demam, dan banyak tanaman lainnya yang dipercaya secara empiris untuk pengobatan warga setempat. :)

Sepanjang jalan nyebut Subhanallah, bumi Kalimantan luar biasa. :)
 
gunungan sampah
Setelah dapat 4 karung tumbuhan, kami yang mulai panas-dingin-kecapean-kepanasan-ngebut-ngejar-menggelinding mengiri langkah pak Nyoto yang lincahnya mengalahkan anak usia 5 tahun. Kami merengek minta pulang, dan ternyata kami harus menaiki gunungan sampah setinggi 3 meter untuk sampai ke jalan setapak. Akhirnya dengan susah payah dan hampir nangis, kami (terutama saya) akhirnya bisa naik *bangga dikit ya, saya menginjak popok bayiiiii*

Sayang ya, hutan yang luar biasa malah dijadikan semacam Tempat Pembuangan Akhir bagi sampah penduduk :(
Makasih Pak Nyoto :)
Sampai di daratan, eh, di jalan setapak, kami akhirnya balik ke pos jaga dan melaporkan tumbuhan yang kami dapat. Ada beberapa tumbuhan yang kami dapat yang ternyata sama dengan kelompok lain. Akhirnya para lelaki yang belum kehabisan semangat balik ke hutan untuk mengambil beberapa tumbuhan lain. You’re rock, guys! \m/


Membuat Herbarium
 Setelah menyortir dan membersihkan tumbuhan, kami membuat herbarium kering dan herbarium basah. Herbarium kering dibuat dengan mengambil bagian perwakilan setiap tumbuhan untuk ditempelkan ke koran kemudian di beri formalin. Setelah semua tumbuhan siap, kemudian diselipkan ke dalam kardus dan di simpan dalam sasak. Herbarium basah dilakukan dengan cara yang sama seperti herbarium kering, bedanya bagian tumbuhan langsung dimasukkan kedalam botol berisi formalin.

Pulang yuk, pulang…
Setelah kegiatan selesai, kami bersiap pulang kembali ke Banjarbaru. Capek memang, tapi menyenangkan. Dan rasanya kecanduan masuk hutan! :B


Pesan dari hutan
Kalau hutan bisa ngomong, mungkin mereka akan bilang:
Kami (baca:hutan) sudah member segalanya buat manusia. Sudah memberi oksigen, kenaungan, tumbuhan obat, dan segala macam yang manusia perlukan. Pantaskah manusia menggunduli kami untuk mengeruk sumber kekayaan di bawah kulit kami?


Pesan dari saya
Ayo kita jaga hutan kita! Ayo kembali ke warisan nenek moyang kita! Ayo banggakan Indonesia dengan kekayaan obat tradisionalnya. :)


Yang baca postingan ini, harus kasih reaksi, atau tinggalkan komentarnya! :D



Tidak ada komentar:

Posting Komentar